Cara Aplikasi Pestisida Yang Tepat

Selain faktor jenis, dosis, dan waktu aplikasi pestisida, keberhasilan penggunaan pestisida sangat dipengaruhi oleh Teknik / Cara Aplikasi Pestisida yang benar. Cara Aplikasi Pestisida dikatakan benar apabila dapat mencapai jasad sasaran. 

Kalau Anda mendengar petani mengeluh sudah membeli pestisida mahal-mahal tetapi hama tidak mati juga, kemungkinan yang terjadi adalah teknik dan cara aplikasi yang dilakukan petani tersebut kurang tepat sasaran. Bagaimana Teknik atau Cara Aplikasi Pestisida agar tepat sasaran? Teknik atau Cara Aplikasi Pestisida yang hendak dipilih harus mempertimbangkan faktor-faktor jenis OPT sasaran, cara kerja, bahkan bentuk formulasi pestisida. 

Enam Cara Aplikasi Pestisida yang benar :

  1. Cara Pengasapan (Fogging)
    Cara aplikasi pengasapan dilakukan dengan alat yang disebut Mesin Fogging. Biasanya dilakukan untuk pengendalian hama pada ruang tertutup seperti gudang. Walau begitu di ruangan terbukapun bisa dilakukan asal angin tidak terlalu kencang.
    Teknik pengasapan tidak meninggalkan residu hanya saja yang harus dicegah adalah terhirupnya zat asap pestisida sekecil apapun. Sekecil atau serendah apapun asap pestisida tersebut terhirup, tetap tidak baik bagi kesehatan manusia.
    Biasanya aplikasi pengasapan pestisida dicampur dengan solar (10-15 ml pestisida dicampur dengan 1 liter solar). Tujuan dicampur solar agar membentuk asap. Beberapa bahan aktif yang digunakan untuk fogging adalah Sipermetrin, Siflutrin, Diazinon, 
    Contoh Pestisida : K-Othrine 20 EW, K-Othrine 25 EC, Nuvet Plus, Lashio 25 EC, Silamda 25 EC, Smash 100 EC, Vektar 100 EC, Harumy 200 EC, Altrine 30 EC, Clearmos 60 EC, Condite 57 EC, Cynoff 50 EC, Dharmaclen 25 EC, Inseckil 50 EC, Regent 50 SC.
  2. Cara Penyemprotan (Spraying)
    Cara aplikasi ini yang paling sering dipakai oleh petani. Agar penyemprotan pestisida berhasil dengan baik, yang perlu diperhatikan adalah dosis dan waktu yang tepat serta alat semprot yang digunakan. 
    Sedangkan formulasi pestisida yang dipakai yakni pekatan yang bisa dilarutkan (SL), pekatan yang bisa diemulsi (EC).
    Contoh Pestisida : K-Othrine 20 EW, K-Othrine 25 EC, Nuvet Plus, Lashio 25 EC, Silamda 25 EC, Smash 100 EC, Vektar 100 EC, Harumy 200 EC, Altrine 30 EC, Clearmos 60 EC, Condite 57 EC, Cynoff 50 EC, Dharmaclen 25 EC, Inseckil 50 EC, Regent 50 SC.
  3. Cara Pengumpanan (Baiting) 
    Cara pengumpanan dilakukan dengan cara mencampur bahan pestisida dengan bahan makanan dengan maksud hama akan mati/mandul setelah memakannya. Contoh Pestisida : Contrac 0,005 BB, Klerat 0,005 BB, Ratgone 0,005 BB, Romade 0,75 TP, Racumin Wax Block, Norat 0,005 BB, Maowang, Conant 1.75 GR, Agita 10 WG, Zhang Pei Zhen, Shield 0,05 Gel, Maxforce Forte, Maxforce Quantum, Basmut, Optigard Ant, Optigard Cockroach, Sentricon RAG, Sentricon RIG, Xterm 1B.
  4. Cara Penghembusan (Dusting)
    Penghembusan dilakukan dengan cara menghembuskan pestisida (formulasi tepung D (dust), SP (Soluble Powder). Cara ini memiliki kelebihan tidak membutuhkan air. 
  5. Cara Penaburan (Soil Incorporation)
  6. Cara Fumigasi (Fumigation)